Logo UIN_RF Banner

Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Raden Fatah Palembang

blog-img
20/07/2017

LOKAKARYA PENGEMBANGAN KURIKULUM FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI KKNI dan Kebijakan Umum Kurikulum Nasi

Admin | Rilis Berita

Fakultas Sains dan Teknologi, Kamis 20 Juli 2017 mengadakan lokakarya mengenai pengembangan kurikulum, mengingat pentingnya kurikulum untuk menghasilkan lulusan yang kompeten di bidangnya. Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang Biologi dan Kimia, Prof. Dr. Hilda Zulkifli, M.Si.,DEA dan Drs. Dedi Rohendi, MT., Ph.D.

Kegiatan diawali dengan memperkenalkan program studi yang ada di FST yaitu, Biologi, Kimia dan Sistem Informasi yang disampaikan langsung oleh Dekan FST, Dr.Dian Erlina, S.Pd.,M.Hum. Kegiatan dibuka oleh Rektor UIN Raden Fatah Palembang, Prof. Drs. H. M. Sirozi, Ph.D.

“Tanggungjawab Perguruan Tinggi terhadap alumninya, tidak hanya berhenti pada saat mahasiswa wisuda, namun sepanjang hayatnya.  Sarjana yang menjadi pengganguran akan menjadi beban suatu Negara. Untuk menghindari permasalah tersebut maka Perguruan tinggi harus mampu menyusun kurikulum yang sesuai dengan level pendidikan tinggi. Kurikulum merupakan jantung pendidikan. Kurikulum yang berbasis kompetensi dapat meningkatkan mutu lulusan sehingga kepercayaan masyarakat terhadap perguruan tinggi dapat meningkat”, ucap Pak Rektor dalam pidato pembukaannya.

Menurut Prof. Dr. Hilda Zulkifli, M.Si.,DEA, jika suatu program studi menerapkan Kurikulum berbasis kompetensi dengan framework KKNI maka perguruan tinggi tidak akan memiliki khawatiran bahwa lulusannya tidak mampu bekerja. Perguruan tinggi yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dengan framework KKNI akan menghasilkan Qualified person dan Certified person (ahli dibidangnya bukan sekedar teori) yang dapat langsung digunakan di bidang kerjanya. Drs. Dedi Rohendi, MT., Ph.D., memaparkan contoh program studi kimia yang telah menerapkan framework KKNI.

Kegiatan lokakarya dihadiri oleh ka.prodi dan dosen dari FST (Fakultas Sains dan Teknologi) dan FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan), stakeholder dari perguruan tinggi lain maupun dari kalangan industri dan pemerintah, dengan kisaran peserta berjumlah 40 orang.

Bagikan Ke:

Populer